Mengapa harus Wisatawan Malaysia?

Sumber: https://bisniswisata.co.id/wp-content/uploads/2018/01/aceh.jpg

Wisatawan mancanegara dan nusantara merupakan salah satu indikator pengukuran keberhasilan pembangunan kepariwisataan sebuah negara atau daerah. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Aceh menunjukkan pertumbuhan yang positif selama 5 tahun terakhir. Tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Aceh mencapai 106 ribu wisatawan, naik 40,3% dari tahun sebelumnya, di mana tercatat ada lebih dari 75 ribu adalah wisman (BPS, 2019).
Jika ditelusuri lebih lanjut berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Aceh didominasi oleh wisatawan asal Malaysia dengan pangsa pasar sekitar 80% dalam 5 tahun terakhir. Malaysia seharusnya dijadikan target pasar utama untuk wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Aceh berdasarkan data tersebut. Selain itu, dari hasil kajian segmentasi pasar Disbudpar tahun 2019, pengeluaran rata-rata wisatawan Malaysia selama di Aceh rata-rata sebesar 3,5-9 juta rupiah. Dana ini lebih besar dari jumlah yang dikeluarkan oleh wisatawan domestik yaitu rata-rata di bawah 3,5 juta rupiah dalam sekali kunjungan.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan pelaku industri pariwisata di Aceh untuk menarik lebih banyak wisatawan asal Malaysia berunjung ke Aceh?
Untuk menyusun strategi dalam peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Malaysia ke Aceh, penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa akademisi dan praktisi industri pariwisata di Aceh. Penulis merangkum hasil wawancara tersebut serta merekomendasikan beberapa hal, diantaranya:
1.   Strategi Eksternal:
a.    Promosi agresif ke negara pasar utama (Malaysia) dengan memanfaatkan berbagai media promosi yang ada (online dan offline). Pemerintah dan pelaku industri wisata menggunakan media online seperti website, Instagram ads, facebook ads, dan iklan online lainnya untuk memperkenalkan destinasi wisata halal Aceh khusus menargetkan area Malaysia;
b.   Memanfaatkan tema-tema wisata minat khusus dan wisata tematik seperti wisata sejarah Aceh-Malaysia, wisata tsunami, belanja tradisional, desa wisata, wisata bulan maulid, wisata ramadhan di Serambi Mekah, dll;
c.    Memanfaatkan Kuala Lumpur sebagai port of entry wisatawan yang akan ke Aceh (advertising, brosur, baliho, outdoor ad lainnya) di Bandara KLIA 1 dan 2;
2.   Strategi Internal:
a.    Peningkatan pelayanan di destinasi wisata (lahan parkir memadai, tersedia musalla, toilet yang bersih dan terpisah antara pria dan wanita);
b.   Peningkatan jumlah sertifikasi halal pada restoran, café, salon, spa, dan berbagai fasilitas wisata lainnya serta transparansi dan standarisasi harga pada konsumen terutama wisatawan mancanegara.
Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan terutama wisatawan asal Malaysia. Jika pembaca mempunyai pendapat lainnya, silahkan menuliskannya di kolom komentar. Semoga strategi dari penulis, narasumber yang telah kami wawancarai, serta saran dari pembaca nantinya dapat menjadi masukan dan dilaksanakan oleh seluruh stakeholder wisata halal Aceh sehingga terjadinya peningkatan pemasukan kepada industri yang memiliki keterikatan dengan industri wisata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan Terbesar Orang Tua adalah Anaknya yang Menjadi Imam Shalat Jenazahnya

Wanita Tidak Selalu Benar - Pria Pun Ingin Dimengerti

Kalau mau cari suami yang hebat, cari di mesjid pada waktu subuh