Hedonisme dan Konsumerisme Membuatku 'Menjual' Segalanya
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan manusia dan kehidupannya semakin pesat, kegiatan yang dilakukannya pun semakin beragam. Kehidupan masyarakat yang pada awalnya hanya melakukan kegiatan konsumsi sebagai alat pemenuhan kebutuhannya, pada akhirnya perkembangan zaman menjadikan kegiatan konsumsi sebagai salah satu kegiatan yang melibatkan budaya, gaya hidup, dan unsur sosial sebagai pendorong consumer behavior.
sumber |
Gadget dalam bahasa Indonesia disebut gawai adalah suatu piranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gawai dianggap dirancang secara berbeda dan lebih canggih dibandingkan teknologi normal yang ada pada saat penciptaannya. Pembeda gadget dengan teknologi yang lainnya adalah unsur kebaruan dan gawai berukuran lebih kecil. Sebagai contoh:
- Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawai, yaitu laptop/notebook/netbook.
- Telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk gawai, yaitu handphone. (Sumber: www.wikipedia.org)
Saat ini gawai canggih tidak bisa dipisahkan dari gaya hidup anak muda. Keputusan mereka membeli bukan hanya dari fitur yang ditawarkan tetapi juga nilai prestise yang didapat bagi para pemakainya. Terkadang harga tinggi tidak jadi penghalang bagi seseorang untuk memiliki gawai tersebut, didukung oleh keuangan orang tua yang mapan, maka hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit bagi mereka. Kebutuhan gawai pada anak muda saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang mendorong anak muda menjadi lebih konsumtif dan mempengaruhi gaya hidup mereka terutama dikalangan mahasiswa. Perusahaan pengembang produk teknologi harus jeli dalam melihat peluang ini dan harus mampu memuaskan keinginan konsumen di segmen ini.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini hedonisme dan konsumerisme merambah dan memengaruhi gaya hidup sebagian kalangan mahasiswa. "Inilah yang membuat sebagian mahasiswa di negeri ini kurang progresif, tidak kritis, bahkan ada yang tidak memiliki orientasi jelas, tidak memiliki kepedulian sosial, dan lain sebagainya," kata Khofifah di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/4/2017), seperti dikutip Antara. Khofifah menyampaikan pemikirannya itu saat memberikan kuliah umum bertema "Urgensi Peran Perguruan Tinggi Islam dalam Menanggulangi Masalah-Masalah Sosial" di Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Berfoya-foya serta menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang branded dan sedang nge-trend saat ini. Hal ini terjadi karena keinginan akan hidup berwemah-mewahan dan tidak mau di sebut ketinggalan zaman. Sedangkan konsumerisme adalah sebuah paham yang menjadikan seseorang mengkonsumsi barang secara berlebihan. Dan biasa nya perilaku ini tidak disadari oleh setiap orang. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor seperti membeli barang karena sekedar keinginan, bukan kebutuhan. Membeli produk untuk terlihat keren dan mengikuti zaman bahkan hanya karena kemasannya menarik. Perilaku seperti ini mengarah pada gaya hidup yang hanya mementingkan penampilan yang berlebihan.
Dalam Islam, paham hedonisme dan konsumerisme dianggap merusak akhlak pribadi seorang Muslim. Karena paham tersebut mengajarkan pada israf (berlebih-lebihan) dan tabzir (boros). Dua perkara yang dibenci oleh Allah Swt.
كُلُواْ مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُواْ حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makanlah dari buahnya bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-An’am: 141).
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang belebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Mari kita berlindung kepada Allah Swt. agar terhindar dari budaya hedonisme dan konsumerisme. Wallahu a’lam bissawab.
Penulis:
Hendra Halim
Mahasiswa Pascasarjana Prodi Ekonomi Syariah
UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Komentar
Posting Komentar