'Suap Menyuap' yang Dianjurkan oleh Agama
Praktik suap-menyuap sudah menjadi hal yang sangat lazim dilakukan. Tetapi beberapa orang malu untuk melakukannya karena terkesan kekanak-kanakan dan merasa kikuk. Padahal ini sangat di anjurkan oleh Rasulullah Saw. kepada para umatnya yang sudah berkeluarga. Sebelum kita masuk lebih dalam, perlu digaris bawahi, maksud suap menyuap pada tulisan saya kali ini adalah suap menyuap makanan dan minuman antara suami dan istri.
sumber: http://ustadzaris.com/wp-content/uploads/2010/10/makan-dengan-sendok.jpg |
Selain saling suap, Rasulullah Saw. juga menganjurkan untuk mengajak istri makan di luar untuk refreshing. Hal tersebut terdapat pada hadist berikut. Dari Anas bahwa Rasulullah Saw. memiliki tetangga berkebangsaan Persia. Dia telah memasak kuah yang enak untuk Rasulullah. Kemudian dia mendatangi Rasulullah dan mengundang makan. Rasulullah berkata : “dengan dia?” sambil menunjuk kepada Aisyah. Dia (orang Persia) berkata : “tidak”. Kemudian Rasulullah berkata : “kalau begitu tidak”. Kemudian tetangga itu datang lagi mengundang Rasulullah . Rasulullah berkata : “dan bagaimana dengan orang ini (Aisyah)?. Orang Persia itu berkata : “tidak”. Rasulullah berkata : “jika begitu tidak”. Kemudian orang itu kembali lagi mengundang Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “dengan dia?”. Orang Persia itu menjawab, “Ya boleh”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Aisyah pun berjalan berurutan hingga mendatangi rumah tetangga beliau tadi. (HR.Muslim)
sumber: http://bersamadakwah.net/bagaimana-menghadapi-suami-manja-2/ |
Bagi yang sudah berumah tangga (walaupun ketika menulis tulisan ini penulis juga belum menikah), fitrah dalam kehidupan suami istri adalah memiliki rasa cinta terhadap pasangannya. Cinta ini jika benar-benar dilandasi iman akan menghadirkan kekuatan super dahsyat yang mampu menjadi motor penggerak perubahan. Kebiasaan suami yang sesekali mengajak istrinya makan di luar merupakan salah satu metode perekat keharmonisan dalam berumah tangga.
Aisyah berkata, “Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu sedang haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari bejana yang sama, dimana beliau menempelkan mulutnya persis ditempat bekas aku minum, lalu beliau minum…” (HR. Muslim)
Rasulullah Saw. telah memberikan contoh untuk makan sepiring berdua dengan istrinya, hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan kecintaan kepada sang istri bahkan Rasulullah meletakkan mulutnya di bekas mulut istrinya pada gelas yang sama. Demikianlah beberapa hal yang Rasulullah lakukan kepada istri-istrinya. Menariknya, yang disyariatkan ini merupakan suatu aturan yang sesuai dengan nurani manusia sehingga berumah tangga sesuai syariat Islam menjadikan rumah tangga bahagia dan tentu mendapat berkah terutama hadirnya generasi yang soleh. Wallahu a’lam bissawab
Penulis:
Hendra Halim
Mahasiswa Pascasarjana Prodi Ekonomi Syariah
UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Komentar
Posting Komentar