Pikir yang Dekat Dahulu Sebelum yang Jauh
sumber gambar |
Usai mengatakan itu, raja keluar dari penjara. Malam itu juga, sang raja memerintahkan para pengawal penjara agar membiarkan tahanan itu mencari jalan keluarnya.
Selepas raja keluar, sang tahanan langsung memperhatikan dengan sesama ruang selnya. Ia melihat sebuah celah yang ditutup oleh karpet tebal. Harapan menghampirinya. Setelah ia buka, ternyata itu adalah tangga menuju ruang bawah tanah. Tahanan tersebut menelusuri tangga itu hingga ia merasakan udara dari luar ruangan, sehingga harapannya semakin besar. Akhirnya, ia sampai di sebuah benteng yang sangat tinggi, yang semua pintunya terkunci. Ia sadar dirinya tersesat. Segera ia memutuskan untuk kembali.
Untuk kedua kalinya, orang tiu mencari lubang di setiap sudut selnya. Ia memukul-mukulkan kedua tangannya pada dinding. Ternyata, ada salah satu batu yang bergerak. Ia bergembira. Setelah menarik batu itu, ia melihat lorong bawah tanah lain yang sempit, namun bisa ia masuki. Ia melalui lorong tersebut dengan merangkak dengan harapan bisa selamat sampai pintu keluar. Hampir dua pertiga malam ia terus merangkak. Sayangnya, di ujung lorong hanya ada sebuah celah yang tertutup rapat dengan sebuah pintu besi.
Untuk kedua kalinya, tahanan itu kembali dengan tangan hampa. Ia berusaha lagi mencari jalan keluar. Ia menghentak-hentakkan kakinya ke lantai penjara, menepuk-nepuk dinding dengan kencang dan mengintip celah di atap-atapnya. Namun, sayang sampai sinar matahari memasuki ruang selnya, ia belun juga bisa keluar! Dan, ia terkejut karena menyadari sang raja telah berdiri di depan pintu.
"Kenapa kau masih di sini?" tanya sang raja.
Tahanan itu menjawab dengan ketus, "Kau membohongiku! Aku awalnya mengira kau memberitahuku dengan serius!"
Raja menanggapinya dengan dingin, "Loh, aku memang serius."
Tidak mungkin! aku sudah mencari jalan keluar tersebut di setiap sudut sel ini. mana buktinya? Semua celah yang ada buntu" ungkap si tahanan.
Sang raja berkata,"Engkau memang aneh. Pintu penjara ini tidak dikunci dari tadi malm. Engkau tidak pernah berfikir untuk mendorongnya. Benar, kan?"
Akhirnya, si tahanan menghabiskan sisa umurnya di penjara. (Sumber: Buku Halaqah Cinta)
@hendraahong
Komentar
Posting Komentar