Kenapa Hidup Kita Susah?

Sumber: Akun Instagram @ayoberubah
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur: 35)

Bingung kerja apa? Bagaimana memenuhi kebutuhan apabila tidak bekerja? Sudah bekerja tetapi masih belum bisa memenuhi kebutuhan? Hal tersebut bertolak belakang seperti zaman kakek nenek kita dahulu. Mereka hanya berdagang dengan membawa sepuluh butir kelapa ke pasar, dan jarak antara rumah dan pasar berkilo-kilo meter. Tetapi bisa mencukupi istri dan anaknya yang biasanya bisa melebihi 10 orang. Bahkan di hari tuanya dia bisa mencukupkan anak-anaknya dengan membagi rumah kepada anak-anaknya.

Tapi hidup pasangan muda saat ini, walaupun memiliki gaji yang besar, rumah tidak beli hanya menempati, punya anak hanya dua orang tetapi masih juga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Masih saja merasa kurang akan yang didapat saat ini. Hal itu bisa jadi karena hidup kita tidak diberi cahaya oleh Allah Swt. Banyak yang berusaha sampai berhutang dan memiliki banyak masalah, bisa jadi Allah tidak memberikan cahaya pada pekerjaan kita. Banyak orang yang karirnya luar biasa, di nomor satukan di tempat bekerjanya tetapi hidupnya begitu-begitu saja sedari dulu. Padahal wujud akhirat jelmaannya juga ada di dunia.

“(Cahaya itu) di rumah-rumah yang disana telah di perintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. An-Nur: 36)

Apakah kita sudah termasuk orang yang bertasbih kepada-Nya? Padahal tasbih menimbulkan cahaya-Nya. Dalam rumah tangga tidak bercahaya karena tidak disebutkan nama Allah di dalamnya. Suami istri tidak ada shalat, sedekah, mengaji, dan lain sebagainya. Padahal, rumah yang tidak di bacakan ayat Al-Qur'an di dalamnya bagaikan kuburan yang gelap.

"Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (Hari Kiamat).” (QS. An-Nur: 37)

Setiap hari kita sering berlawanan dengan ayat ini, kita lalai. Kita lalai dengan jual beli kita, aktivitas kita, pekerjaan kita, kuliah kita, anak kita, istri kita, suami kita, orang tua kita telah melalaikan kita semua. Oleh karena itu, apabila kita bertanya mengapa hidup kita tidak ada cahaya, terasa susah. Susah mencari jodoh,  punya hutang banyak, bisa jadi itu karena Allah mencabut cahaya-Nya dari kita karena kita tidak bergegas dan lalai akan janji kita dengan Allah. Kita masih belum bisa mengikuti golongan yang disebutkan ayat di atas tersebut. Kita sudah tidak punya rasa takut lagi dalam berbuat dosa padahal nanti akan datang hari pembalasan.

Marilah sama-sama kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah Swt. pelan-pelan kita tingkatkan, karena lebih baik ibadah secara kontiniu, walaupun belum bisa melaksanakan sunahnya, kita awali dengan yang wajib dulu. Jangan sampai karena sudah terlalu bertabur dosa Allah mencabut iman ari diri kita. Marilah kita berubah menjadi lebih baik. Karena Allah Maha Pengampun dosa-dosa kita. (Inspired: Ust. Yusuf Mansur)

@hendraahong

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan Terbesar Orang Tua adalah Anaknya yang Menjadi Imam Shalat Jenazahnya

Wanita Tidak Selalu Benar - Pria Pun Ingin Dimengerti

Kalau mau cari suami yang hebat, cari di mesjid pada waktu subuh