Kebahagiaan Terbesar Orang Tua adalah Anaknya yang Menjadi Imam Shalat Jenazahnya
Sumber gambar: http://www.radar-bekasi.com/wp-content/uploads/2012/02/F-KORBAN-HANYUT.gif |
Setiap manusia pasti akan bertemu dengan
kematian, cepat atau lambat, saat masih kecil, remaja, ataupun tua. Pada
akhirnya semua akan menghadapinya. Untuk itu kita harus mempersiapkannya dengan
sebaik-baiknya. “Jika sesorang manusia meninggal dunia, maka amalnya
terputus, kecuali dari tiga hal, yaitu dari sedekah jariyah atau ilmu yang
bermanfaat atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu
Dawud, Ahmad dan Darimi)
Berdasarkan hadits tersebut, bisa kita
simpulkan bahwa hal-hal yang harus kita siapkan dalam menuju kematian adalah
amal saleh yang ikhlas karena Allah Swt. Selain itu, kita juga membutuhkan
investasi amal yang akan tetap mengalir walaupun kita sudah meniggal dunia,
yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang senantiasa
selalu mendoakan kita setelah kematian.
Sumber gambar: https://asalehudin.files.wordpress.com/2009/04/9-gambar-91.jpg |
Sedekah jariyah merupakan mewakafkan harta
yang kita miliki untuk jalan kebajikan, seperti mewakafkan tanah untuk
pembangunan mesjid atau kuburan, menyumbangkan harta untuk pembangunan mesjid,
dan lain sebagainya. Ilmu yang bermanfaat bisa diartikan dengan mengajarkan
ilmu pengetahuan yang baik yang kita miliki kepada orang yang belum
mengetahuinya, selain itu membuat buku juga termasuk membagikan ilmu yang
bermanfaat.
Anak merupakan penerus generasi dalam
keluarga, jika kita mendidiknya dengan baik maka penerus keluarga kita akan
menjadi baik, tetapi ketika kita salah dalam mendidiknya maka anak tersebut
bisa merusak nama baik keluarga yang selama ini dijaga baik. Orang tua
senang anaknya sukses di dunia, menjadi orang hebat berpangkat, memiliki harta
kekayaan yang melimpah dan mencukupi semua kebutuhan orang tuanya. Tapi tak
jarang anak yang memiliki semua itu terlalu sibuk sehingga melupakan orang
tuanya, jarang menemui orang tuanya, sibuk kesana-kemari, bahkan untuk sekadar
menanyakan kabar lewat telepon pun tak sempat.
Anak yang soleh merupakan impian setiap orang
tua. Sehingga ketika orang tua akan meninggal, anak-anaknyalah yang berada di
sekeliling orang tuanya untuk membantu orang tuanya mentalqin lafadz "laailahailallah...", setelah
itu anaknyalah yang memandikan orang tuanya, menggosok tubuhnya membasuh tubuh
orang tuanya hingga bersih, kemudian membantu mengkafankan orang tuanya,
setelah itu menjadi imam shalat jenazah orang tuanya, dan mengantarkan jenazah
untuk kemudian membantu mengukuburkan jenazah orang tuanya tersebut. Setelah
itu, anaknya senantiasa selalu menyertakan nama kedua orang tuanya dalam
doa-doanya.
"Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah
dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah
kuburannya, mandikanlah dia dengan air, es dan embun, bersihkanlah dari segala
kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, berilah ia tempat tinggal
yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari
keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari
siksa kubur dan siksa neraka." ( HR Muslim ).
Hal tersebut merupakan kebanggaan terbesar
orang tua kepada anaknya. Memang tidak harus anak yang menyolatkan orang tua,
siapa pun yang sudah cukup syarat boleh. Namun, sebaiknya memang anak dari
orang yang meninggal itulah yang menyolatkannya karena itu adalah salah satu
tanda bukti cinta dan bakti terakhir kita kepada orang tua. Mari kita
bayangkan, betapa sedihnya jika ada orang tua yang meninggal namun anaknya
tidak mau menyolatkan, padahal itu terakhir kalinya anak tersebut dapat
memberikan kasih sayangnya kepada orang tua.
“Orang tua adalah pintu surga yang paling
tengah. Jika engkau ingin maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah ia.” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam hadits lain beliau juga bersabda, “Celaka,
celaka, celaka!” Ada yang bertanya,”Siapa wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah
berusia lanjut, tetapi tidak membuatnya masuk ke dalam surga.” (HR.
Muslim). Maka dari itu sebaiknya saat ini dimana orang tua kita masih ada dan dalam keadaan sehat wal afiat dapat kita pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk berbakti kepada mereka.
@hendraahong
Komentar
Posting Komentar